Jenis Spons Pada Ekosistem Terumbu Karang di Pulau Pari
Jenis Spons Pada Ekosistem Terumbu Karang di Pulau Pari – Kegiatan yang paling menyenangkan saat kita berwisata ke Pulau Pari pastinya snorkeling untuk melihat-lihat keindahan gugus terumbu karang atau hanya sekedar memberi makan ikan laut, nah kali ini kita akan membahas tentang jenis Spons pada ekosisten terumbu karang di gugus Pulau Pari.
Spons adalah hewan bentos yang mempunyai nilai ekonomis penting karena senyawa bioaktif yang dimilikinya. Indonesia yang terletak di daerah tropis mempunyai biodiversitas spons yang tinggi dan tersebar di seluruh perairan
Gugus Pulau Pari terdiri dari lima buah pulau kecil yaitu Pulau Kongsi, Pulau Tengah, Pulau Burung, Pulau Tikus dan Pulau Pari. Penelitian dilakukan pada delapan stasiun pada daerah tubir dengan kemiringan berkisar antara 30-60 Derajat. Tubir berada kira-kira 500 m dari pantai terdekat. Pada kedalaman antara 5-10 m. Spons yang ada dicatat mengenai jenis dan tipe substrat serta diambil sebagian sampel untuk diidentifikasi lebih lanjut di laboratorium. Hasil penelitian dari delapan stasiun ditemukan 37 jenis yang terbagi kedalam sepuluh ordo. Keragaman jenis tertinggi ada di sebelah timur Pulau Pari. Jenis Petrosia nigricans dan Chalinula nematifera terdistribusi di semua lokasi penelitian. Substrat karang mati paling banyak ditempati oleh sebagian besar jenis spons
1 | Aaptos suberitoides | 11 | Chelonaplysilla sp | 21 | Dysidea sp 2 | 31 | Oceanapia ramsayi |
2 | Agelas sp | 12 | Cinachyrella australiensis | 22 | Haliclona sp | 32 | Petrosia nigricans |
3 | Aplysinella strongylata | 13 | Clathria sp | 23 | Haliclona (Reniera) sp | 33 | Spheciospongia sp |
4 | Axinyssa sp | 14 | Clathria sp 2 | 24 | Haliclona (Gellius) amboinensis | 34 | Rhabdastrella sp |
5 | Axinyssa sp 2 | 15 | Clathria sp 3 | 25 | Lissodendoryx sp | 35 | R. globostellata |
6 | Callyspongia sp | 16 | Clathria reinwardti | 26 | Ircinia ramosa | 36 | Stylissa carteri |
7 | Callyspongia aerizusa | 17 | Clathria sp 4 | 27 | Liosina paradoxa | 37 | Xestospongia sp |
8 | Callyspongia sp2 | 18 | Cribrochalina sp | 28 | Monanchora sp | ||
9 | Callyspongia joubini | 19 | Dactylospongia elegans | 29 | Neopetrosia sp | ||
10 | Chalinula nematifera | 20 | Dysidea sp | 30 | Niphates sp |
spesies paling banyak adalah Haplosclereida yaitu 14 spesies sedangkan Ordo Agelas, Dendroceratyda, Spirophorida dan Verongida hanya mempunyai satu spesies. Hadromerida, Poecilosclerida dan Haplosclerida tersebar hampir diseluruh lokasi transek.
Menurut Ereskovskii (1999), Haplosclerida terdistribusi secara luas di seluruh perairan mulai dari air tawar, payau maupun air asin. Selain itu, distribusinya tidak hanya di kawasan tropis tetapi juga sub tropis. Dalam beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang ekstrim, Haplosclerida mengembangkan cara untuk selalu bertahan hidup dengan gemmulogenesis, yaitu proses pembentukan gemmule yang merupakan struktur komplek berbentuk bulat dilapisi dua lapisan berbeda, sebagian besar isinya adalah sel-sel archaeocytes dan cadangan energi (yolk) yang akan menetas bila kondisi lingkungan mendukung. Hal ini memungkinkan mereka dapat bertahan hidup meskipun kondisi perairan mengering, membeku atau faktor fisika-kima yang ekstrim yang terjadi dalam jangka periode lama.
Jadi masih banyak bukan jenis-jenis spons yang ada di Pulau Pari, kita harus banget mempertahankan kelangsungan kehidupan Spons agar terumbu karang dan biota laut yang lainya bisa tetap dalam kondisi yang baik dan dapat dinikmati generasi setelah kita.
Sumber: pksdmo.lipi.go.id